Kamis, 18 Oktober 2012

Monev Kegiatan Penyuluhan Tahun 2012

Bertempat di aula UPT - BP3K Kec. Ciruas, pada tanggal 17 Oktober 2012 telah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Penyuluhan Untuk Wilayah Kecamatan Ciruas.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan uuntuk mengetahui sejauh mana dampak dan hasil yang telah dicapai oleh penyuluh di lingkungan UPT - BP3K selama kurun waktu Januari hingga September 2012.
Tim Monev dari Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kab. Serang terdiri dari : H. Abdullah Komar, SPKP, Sugandi A.Md, Ir. Hj. Retno Yuliastuti, MM dan Afni C, SP.


Rabu, 08 Agustus 2012

Kegiatan SL-PTT T.A 2012


Rabu, 18 April 2012

Penilaian Unsur - Unsur Teladan Kecamatan












Bertempat di Aula BP3K Kec. Ciruas hari ini tanggal 18 April 2012, dilaksanakan penilaian unsur - unsur teladan kecamatan. Penilaian di mulai dari pukul 13.00 s/d 16.00 WIB, tim yang melakukan penilaian adalah Tim II yang terdiri dari : Ir. Bambang Siswanto, MM., Ir. Suharna Tjiptalaksana, Nining Kurnaesih, SP., Ir. Hj. Retno Yuliastuti, MM., dan Mansur Alisyamsi, SPKP.
Adapun unsur - unsur yang dinilai yang mewakili Kecamatan adalah sebagai berikut :
1. Penyuluh Pertanian PNS : M. Rian Iriawan, A.Md
2. Penyuluh Pertanian Swadaya : Saripudin
3. THL - TBPP : Dikdik Andiansyah, S.Pt
4. Petani Berprestasi : Satam
5. Gapoktan Berprestasi : Rahmat ( Gapoktan )
6. UP - FMA Berprestasi : Didin Khaerudin ( UP - FMA Harum Mekar )
7. BP3K Kec. Ciruas









Serius menjawab pertanyaan...













Biasa Bae, Aje Ngelamun Kang..!


















Safety First, walau cuma nyuguhin makanan...

Kamis, 29 Maret 2012

HEBOH TOMCAT...

Tom Cat ini Sebenarnya Menguntungkan Petani, karena Memangsa Serangga Hama


Masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap hati-hati agar tidak terkena oleh racun yang dikeluarkan kumbang kecil yang sering disebut Tom Cat. Tom Cat ini mempunyai cairan yang mengandung toksin/racun Piderin untuk melindungi diri. Bila kita dihinggapi Tom Cat, tidak usah panik dan usahakan jangan ditepuk tetapi usirlah dengan cara meniup atau menghalaunya. Bila ternyata Tom Cat sudah terlanjur ditepuk, segeralah dicuci dengan air sabun agar dampak dari cairan yang mengandung racun tersebut dapat diminimalisir. Binatang sejenis kumbang ini sudah ada di sekitar kita sejak lama (bukan serangga baru) dan tidak mematikan.
Tom Cat yang mempunyai nama latin Paederus fuscipes ini berbentuk kumbang kecil termasuk Ordo Coleoptera. Menyukai hidup pada daun-daun yang lapuk. Kumbang kecil ini tidak menggigit atau menyengat, namun apabila diganggu akan mengeluarkan racun yang disebut pederin yang menimbulkan iritasi serius pada kulit, sehingga kulit terlihat seperti terbakar dan berlangusng sekitar satu minggu bahkan lebih. 
Dalam penjelasannya Dr. Haryono yang didampingi para peneliti bidang Entomologi Badan Litbang Pertanian mengatakan, sebenarnya kumbang kecil ini temasuk predator yang memangsa serangga hama, sehingga dalam konteks pertanian menguntungkan bagi petani karena turut menjaga dan menekan populasi hama. Serangga ini menyukai cahaya, oleh karena itu ketika malam hari dia akan pindah ke rumah yang terang dan masuk. Ledakan populasi biasanya terjadi diakhir musim hujan dan akan menurun ketika musim kemarau.
Tindakan pertolongan pertama adalah dengan mencuci daerah terkontaminasi serangga dengan air sabun untuk menghilangkan racun pederin yang dikeluarkan oleh serangga, namun apabila sakit terus berlanjut segera pergi ke dokter. Racun pederin tidak menular atau menyebar ke bagian lain (bersifat iritasi kulit lokal) dan tidak akan sampai mematikan seperti diberitakan di media TV bahwa racunnya 12 kali racun ular. Namun, apabila tidak ditangani dengan baik, misal karena gatal lalu digaruk dengan tangan kotor, sehingga timbul serangan sekunder berupa bakteri atau jamur atau mungkin virus, maka hal inilah yang mengakibatkan dampaknya akan meluas.

Sumber : Badan Litbang Pertanian

Jumat, 09 Maret 2012

Jumat, 02 Maret 2012

Pemupukan Hara Spesifik Lokasi ( PHSL ) Padi Sawah

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,  Kementerian Pertanian  RI bekerjasama dengan Internasional Rice Research Institute (IRRI) telah merilis panduan pemupukan padi sawah spesifik lokasi ini dengan nama Pemupukan Hara Padi Sawah Spesifik Lokasi (PHSL) atau disebut juga dengan Nutrien Manager for Rice (NM Rice).  Aplikasi piranti lunak telah dirilis cukup lama mulai Januari 2011, piranti ini disediakan untuk memudahlkan para petani, petugas teknis maupun penyuluh pertanian dalam menghitung kebutuhan pemupukan tanaman padi spesifik lokasi sehingga pemupukan dapat dilakukan secara tepat pada saat yang tepat.

Aplikasi ini sangat praktis karena anda hanya menjawab 15 – 20 pertanyaan tentang kondisi  setempat serta teknik budidaya padi  yang biasa anda lakukan dan anda akan menerima rekomendasi pemupukan padi spesifik lokasi sesuai dengan kondisi setempat.  Rekomendasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan produksi padi yang ditanam dan meningkatkan keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengaplikasikan pupuk dengan jumlah yang tepat pada saat yang tepat.

Aplikasi panduan PHSL ini dapat diakses  menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.  Sedangkan versi Indonesianya dapat diakses juga dengan empat bahasa daerah yaitu bahasa Jawa, Sunda, Bali dan Bahasa Indonesia.  Anda tinggal  memilih bahasa yang paling mudah dimengerti dengan mengklik pilihan bahasanya dan lanjut pada halaman selanjutnya.  Silahkan diisi pertanyaan – pertanyaan yang diminta sesuai dengan keadaan di tempat kita.  Ketepatan hasil rekomendasi pemupukan hara spesifik lokasi yang dihasilkan oleh aplikasi ini tergantung kepada informasi yang anda masukan,  oleh karena itu masukan informasi yang diminta dengan tepat.

Untuk menggunakan aplikasi PHSL ini silahkan klik disini

Anda juga dapat mempelajari cara penggunaan aplikasi PHSL melalui tayangan video di bawah ini :


Selamat mencoba, semoga bermanfaat.

Senin, 13 Februari 2012

Pedoman Kaji Tindak

Keberhasilan pelaksanaan FMA tergantung dari kualitas Tim Penyuluh Lapangan ( TPL ) dalam memfasilitasi pembelajaran agribisnis sesuai dengan pengembangan komoditas unggulan yang berbasis inovasi teknologi. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian masih dibutuhkan peningkatan kemampuan penyuluh pertanian dalam memfasilitasi pengembangan agribisnis di kelompok pembelajaran FMA sebagai tuntutan pengembangan agribisnis yang dinamis, dimana penyuluh pertanian harus mampu mengadaptasikan teknologi yang terintregasi dan dapat diaplikasi langsung di tempat lokasi wilayah kerjanya.
Kaji tindak merupakan suatu metode yang dapat mengembangkan   kapasitas inovasi  penyuluh pertanian agar secara bersama-sama menelaah dan memodifikasi inovasi teknologi pengembangan agribisnis berbasis komoditi unggulan sesuai kebutuhan petani. Untuk kelancaran pelaksanaan kaji tindak maka diperlukan suatu pedoman pelaksanaan agar tim dapat bekerja dan berinteraksi dengan berbagai pihak di lapangan.Dengan adanya pedoman pelaksanaan kaji tindak ini, kami berharap agar memberikan manfaat bagi Tim Penyuluh Lapangan ( TPL ) dalam melaksanakan tugasnya. Silahkan klik link di bawah ini untuk membaca secara lengkap mengenai pedoman kaji tindak.

Nata de Coco

Nata de Coco adalah hidangan yang terbuat dari fermentasi air kelapa yang terlihat seperti jeli, biasanya berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini pada mulanya dibuat di negara Philipina.

Alat dan Bahan
  • Alat dan Bahan
  1. Alat
  • Loyang
  • Saringan
  • Kompor
  • Panci
  • Kasa
     2. Bahan
  • Air Kelapa
  • Biang
  • Asam Sitrat
  • Gula Pasir

  • Cara Pembuatan
  1. Panaskan air kelapa
  2. Saring dengan menggunakan saringan
  3. Air kelapa dicampurkan dengan biang 2.5% - 5% (ket: ada yang sampai 10%) dari jumlah air kelapa
  4. Asam sitrat dicampurkan sekitar 0.25% (ket: ada yang kurang dari 0.25%)
  5. Masukkan ke dalam loyang sampai terisi 3/4 nya
  6. Tutup dengan kasa, jaga jangan sampai bergoyang
  7. Tunggu hingga 10 - 20 hari akan mengendap
  8. Air yang tidak mengendap dipindahkan kedalam wadah/botol karena dapat dipergunakan sebagai biang
  9. Endapan yang terbentuk dicuci kemudian diiris-iris
  10. Panaskan dan campur dengan gula
  11.  Setelah dingin Nata de Coco siap untuk disantap


Disampaikan oleh Bapak Rohman Rusmana, SP.MM. pada Pertemuan Bulanan Penyuluh di BPP Kragilan 8 September 2011.

Semoga bermanfaat.

Wadah dan Label Pestisida

Wadah merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari substansi pestisida, beberapa hal yang berkaitan dengan wadah meliputi volume, bahan, ketebalan, warna bahan lapisan dan semua hal harus jelas serta terperinci.

Wadah Pestisida :
  • Volume
           volume wadah diberikan izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti : mm, cc, liter, gram, kg.
  • Bahan
           bahan harus jelas berupa : gelas, kaleng, aluminium foil, plastik, dll.
  • Ukuran Wadah
           harus dinyatakan dengan lengkap : tinggi, diameter, panjang, lebar.
  • Warna Wadah
           diuraikan seperti warna merah, coklat, putih, dst.

Label Pestisida :

Label pestisida merupakan rangkuman informasi bagi pengedar maupun pengguna pestisida, antara lain : petunjuk penggunaan, peringatan bahaya, pertolongan pada kecelakaan, merk dagang, dll.

Isi Label :
  • nama dagang
  • jenis pestisida
  • nama dan bahan aktif
  • isi berat bersih kemasan
  • peringatan keamanan
  • petunjuk keamanan
  • klasifikasi dan simbol bahaya
  • petunjuk keracunan dan pertolongan medis
  • petunjuk penggunaan
  • piktogram
  • nomor pendaftaran
  • nama dan alamat pemegang pendaftaran
  • nomor, tahun produk dan waktu kadaluarsa

Formulasi Pestisida :
Pada umumya pestisida yang dijual umum dalam bentuk formulasi yang dapat digunakan secara langsung.


Bentuk Formulasi  :
Formulasi Cair

  • pekatan yang dapat diemulsikan (EC)
  • pekatan yang larut dalam air (WSC, SCW)
  • pekatan dalam air

Formulasi Padat 

  • tepung yang dapat disuspensikan (WP)
  • tepung yang dapat dilarutkan (SP)
  • butiran


Jenis-jenis Pestisida :

  • insektisida untuk mengendalikan insekta (serangga)
  • fungisida untuk mengendalikan fungus (jamur)
  • herbisida untuk mengendalikan gulma / rumput liar
  • bakterisida untuk mengendalikan bakteri
  • rodentisida untuk mengendalikan rodentia (tikus)
  • nematisida untuk mengendalikan nematoda (cacing)
  • akarisida untuk mengendalika akarina (tungau)
  • moluskisida untuk mengendalikan moluska (siput)


Cara Kerja Pestisida :

  1. kontak
  2. lambung
  3. pernafasan
  4. sistemik 


Klasifikasi dan Simbol Bahaya Pestisida :
Warna                           Kelas Bahaya                 Pernyataan Bahaya
   coklat tua                       sangat berbahaya         sangat beracun 
   merah tua                       berbahaya sekali                 beracun
   kuning tua                       berbahaya                          berbahaya
   biru muda                       cukup berbahaya                  perhatian
   hijau                               tidak berbahaya pada
                                         penggunaan normal

Teknik Membuat MOL

MOL atau Mikro Organisme Lokal merupakan mikro organisme hasil biakan yang dihasilkan melalui proses fermentasi dari bahan - bahan alami yang dapat digunakan sebagai produk untuk mempercepat pembusukkan jerami atau dapat juga digunakan sebagai zat untuk mempercepat pembuatan pupuk organik.

Bahan - bahan :
  1. buah grenuk 1 Kg
  2. gula pasir / gula aren secukupnya
  3. air cucian beras 10 liter
  4. rebung / iwung (as pisang) 1 Kg
Cara Pembuatan :

  • rebung / iwung diparut lalu diperas
  • buah grenuk dilumatkan
  • buat larutan gula pada air cucian beras
  • campurkan semua bahan yang sudah tersedia
  • selanjutnya difermentasi (disimpan dalam keadaan tertutup) selama 2 minggu
  • bila aroma larutan sudah tercium seperti aroma tape berarti larutan MOL sudah siap digunakan
  • selamat mencoba !!!

Pengobatan Tradisional Penyakit Pada Kambing

pKesehatan ternak masih merupakan masalah penting yang harus dihadapi oleh para peternak. Terbatasnya areal penggembalaan, rendahnya kualitas pakan, serta sanitasi lingkungan yang kurang memadai akan berakibat rendahnya produktivitas ternak dan secara langsung memudahkan ternak terserang penyakit.
Pengobatan tradisional  merupakan salah satu alternatif penanganan kesehatan ternak yang dapat dilakukan peternak karena selain murah, bahan - bahannya pun mudah didapat.

Beberapa Jenis Penyakit Yang Sering Ditemui :
1. Diare
Gangguan pencernaan ini dapat diakibatkan oleh berbagai jenis parasit, virus atau kesalahan mengkonsumsi pakan.
Pengobatan :
  • 2 buah biji pinang ditumbuk halus, setelah itu dicampur segelas air dan minumkan sehari sekali
  • 5 gram kapur sirih dan segenggam daun jambu biji dimasak dalam 1 liter air, didihkan hingga airnya 1/2 liter dan diminumkan sekali sehari selama 3 hari
  • arang kayu digerus dicampur air secukupnya dan diminumkan
2. Kembung
Pada dasarnya kembung terjadi karena adanya gangguan metabolisme terutama pada bagian lambung. Gangguan ini karena ketidakmampuan ternak untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan lambung, akibat dari proses fermentasi. Biasanya kembung terjadi pada ternak yang digembalakan terlalu pagi karena hijauan masih mengandung embun.
Pengobatan :
  • masukkan 5 buah asam jawa ke dalam air hangat,tambahkan gula merah dan 3 buah kunyit yang telah digerus, setelah itu aduk rata. Campuran ini diminumkan pada ternak dengan menggunakan botol atau bumbung bambu
  • tumbuk daun sembukan dicampur dengan minyak kelapa yang sudah dipakai, gosokkan di bagian perut yang menonjol 2 kali sehari
3. Cacingan
Tanda - tanda kambing terkena cacingan selain turunnya berat badan, pertumbuhan terhambat dan daya tahan tubuh berkurang.
Pengobatan :
  • haluskan 3 lembar daun pepaya, lalu campur dengan segelas air dan garam 1 sendok teh. Berikan 1 kali tiap hari sampai sembuh
  • haluskan daun temabakau, kemudian campur dengan segelas air. Berikan 1 kali tiap hari sampai sembuh   
4. Kudis
Kudis termasuk penyakit yang dapat menular pada manusia, tanda - tanda ternak yang terserang kudis adalah timbulnya keropeng merah pada kulitnya, bulu rontok, gatal dan bersisik.
Pengobatan :
  • ternak dimandikan dengan sabun, kemudian dijemur. Setelah kering bagian yang teserang dipotong bulunya lalu diobati dengan campuran belerang dan oli. Diulang setiap 3 hari sampai sembuh
  • haluskan kamper lalu dicampur dengan minyak kelapa, gosok campuran tersebut pada luka
5. Majir
Ternak yang majir masih memungkinkan untuk beranak kembali, majir terjadi karena adanya penimbunan lemak pada alat reproduksi sehingga menghalangi untuk terjadinya pembuahan. 
Pengobatan :
  • cekok ternak majir dengan asam jawa sebanyak 1 Kg/pemberian, berikan 1 hari 3 kali, setelah itu jemur ternak seharian

Penyiangan Pada Tanaman Padi

 Macam - macam cara penyiangan pada tanaman padi :
  •  Dengan menggunakan tangan
  •  Dengan menggunakan gasrok/landak
  •  Dengan menggunakan herbisida      
Manfaat Penyiangan :
  • Mengurangi persaingan antara gulma dengan tanaman padi dalam hal kebutuhan hara, sinar matahari dan tempat.
  • Memutus perputaran hidup gulma.
  • Mencegah terbentuknya tempat berkembang hama, penyakit dan tikus.
  • Mencegah tersumbatnya saluran dan air irigasi
  • Menghindari munculnya tanaman gulma yang akarnya dapat mengeluarkan racun bagi akar tanaman padi.